Minggu, 24 Juni 2012

Monas (Monumen Nasional)


MONUMEN NASIONAL

       Untuk mengenang dan melestraikan kebesaran perjuangan bangsa Indonesia yang dikenal dengan Revolusi Kemerdekaan Rakyat Indonesia 17 Agustus 1945 dan untuk membangkitkan inspirasi dan semangat patriotisme bagi generasi sekarang dan generasi masa mendatang, maka dibangunlah suatu tugu peringatan yang kemudian dikenal sebagai Tugu Monumen Nasional (Monas).
      Bentuk tugu yang menjulang tinggi mengandung falsafah “Lingga dan Yoni” yang menyerupai “Alu” sebagai “Lingga” dan bentuk wadah (cawan) berupa ruangan yang menyerupai “Lumpang” sebagai “Yoni”. Alu dan Lumpang adalah dua alat penting yang dimiliki setiap keluarga di Indonesia khususnya rakyat pedesaan. Lingga dan Yoni simbol dari jaman dahulu yang menggambarkan kehidupan abadi, adalah unsur positif (lingga) dan unsur negatif (yoni) seperti adanya siang dan malam, laki-laki perempuan, baik dan buruk, merupakan keabadian dunia.
      Dipelantara puncak tugu yang terletak pada ketinggian 115 meter dari halaman tugu memiliki ukuran 11 meter x 11 meter, pengunjung dapat mencapai perantara itu dengan menggunkan evalator tunggal yang berkapasitas sekitar 11 orang. Diperantara yang mampu menampung sekitar 50 orang itu, juga disediakan empat teropong di setiap sudut, dimana pengunjung bisa melihat pemandangan Kota Jakarta.
      Lidah api ynag terbuat dari perunggu seberat 14,5 ton dengan tinggi 14 meter dan berdiameter 6 meter terdiri dari bagian yang disatukan, seluruh lidah api dilapisi lempengan emas, seberat 35 kilogram, dan kemudian pada HUT ke-50, emas yang melapisi lidah api itu ditambah menjadi 50 kilogram. Ketinggian dari halam Tugu Monumen Nasional samapi dengan pincak lidah api mencapai 132m.

Sumber :
Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Unit Pengelola Monumen Nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar