MONUMEN NASIONAL
Untuk
mengenang dan melestraikan kebesaran perjuangan bangsa Indonesia yang dikenal
dengan Revolusi Kemerdekaan Rakyat Indonesia 17 Agustus 1945 dan untuk
membangkitkan inspirasi dan semangat patriotisme bagi generasi sekarang dan
generasi masa mendatang, maka dibangunlah suatu tugu peringatan yang kemudian
dikenal sebagai Tugu Monumen Nasional (Monas).
Bentuk
tugu yang menjulang tinggi mengandung falsafah “Lingga dan Yoni” yang
menyerupai “Alu” sebagai “Lingga” dan bentuk wadah (cawan) berupa ruangan yang
menyerupai “Lumpang” sebagai “Yoni”. Alu dan Lumpang adalah dua alat penting
yang dimiliki setiap keluarga di Indonesia khususnya rakyat pedesaan. Lingga
dan Yoni simbol dari jaman dahulu yang menggambarkan kehidupan abadi, adalah
unsur positif (lingga) dan unsur negatif (yoni) seperti adanya siang dan malam,
laki-laki perempuan, baik dan buruk, merupakan keabadian dunia.
Dipelantara
puncak tugu yang terletak pada ketinggian 115 meter dari halaman tugu memiliki
ukuran 11 meter x 11 meter, pengunjung dapat mencapai perantara itu dengan
menggunkan evalator tunggal yang berkapasitas sekitar 11 orang. Diperantara
yang mampu menampung sekitar 50 orang itu, juga disediakan empat teropong di
setiap sudut, dimana pengunjung bisa melihat pemandangan Kota Jakarta.
Lidah
api ynag terbuat dari perunggu seberat 14,5 ton dengan tinggi 14 meter dan
berdiameter 6 meter terdiri dari bagian yang disatukan, seluruh lidah api
dilapisi lempengan emas, seberat 35 kilogram, dan kemudian pada HUT ke-50, emas
yang melapisi lidah api itu ditambah menjadi 50 kilogram. Ketinggian dari halam
Tugu Monumen Nasional samapi dengan pincak lidah api mencapai 132m.
Sumber :
Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Unit Pengelola Monumen Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar