Senin, 28 November 2011

Tulisan 2


1. Peper Tentang Dunkin’ Donuts
            Dunkin' Donuts adalah restoran dan waralaba makanan internasional yang mengkhususkan dalam donat. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1950 oleh William Rosenberg di Quincy, Massachusetts. Dunkin Donuts sekarang ini merupakan restoran donat terbesar di dunia, dengan hampir 7.000 restoran, kios pengantaran-ambil ke luar di lebih dari 35 negara. Dunkin' Donuts hadir di Indonesia untuk pertama kalinya pada awal tahun 1990-an. Saat ini, Dunkin' Donuts sudah dapat ditemui mudah di kota-kota besar di seluruh Indonesia.
Tahun 1940, seorang pengusaha bernama Bill Rosenberg mendirikan dan membuka sebuah gerai donut dengan nama Open Kettle di kota Boston, Quincy - Massachusetts, Amerika Serikat. Tanpa disangka gerai donut miliknya tumbuh dengan pesat. Hal ini terbukti dari makin bertambah banyaknya jumlah pelanggan yang berkunjung.
Melihat perkembangan usahanya yang positif, tahun 1950 Rosenberg pun memutuskan mengubah nama Open Kettle menjadi nama lain yang lebih menjual. Setelah melalui proses yang panjang, terpilihlah nama baru yang lebih menjanjikan yaitu Dunkin' Donuts. Selaras dengan perubahan nama tersebut, dirintislah sistem franchise (waralaba).
Tahun demi tahun berlalu. Kemajuan dan ketenaran nama Dunkin' Donuts makin tak terbendung. Bahkan di tahun 1970, Dunkin' Donuts telah menjadi merek internasional dengan reputasi yang luar biasa dalam hal kualitas produk dan pelayanan. Reputasi dan ketenaran itu jugalah yang kemudian menarik minat Allied Domecq – sebuah perusahaan internasional yang membawahi Togo's dan Baskin Robins - untuk membeli Dunkin' Donuts dari keluarga Rosenberg. Pembelian dan pengambilalihan perusahaan dari keluarga Rosenberg akhirnya disepakati dan dilakukan dengan penuh persahabatan pada tahun 1983.
Meski berganti kepemilikan, Allied Domecq tetap berusaha mempertahankan sistem manajemen yang sudah berjalan di Dunkin' Donuts. Kalaupun ada yang harus dirubah, perubahan dilakukan dalam skala kecil. Hanya satu yang menjadi ambisi seluruh manajemen Allied Domecq yaitu membantu Dunkin' Donuts memperluas pasar secara internasional. Untuk mewujudkan ambisinya tersebut, diberlakukanlah standarisasi di seluruh counter Dunkin' Donuts. Di samping itu, berbagai strategi marketing yang jitu juga mulai dilancarkan, seperti selalu berusaha memperbaharui design sesuai dengan trend, fokus terhadap kualitas produk serta berusaha memaksimalkan kepuasan pelanggan.
Dengan didukung sumber daya manusia yang handal, dalam waktu singkat ambisi Allied Domecq tercapai. Dunkin' Donuts berhasil memperluas pasar secara menakjubkan sehingga gerainya tidak hanya tersebar di benua Amerika, tetapi juga di benua Eropa dan Asia.
Dunkin' Donuts mulai merambah pasar Indonesia pada tahun 1985 dengan gerai pertamanya didirikan di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta. Khusus wilayah Indonesia, master franchise Dunkin' Donuts dipegang Dunkin' Donuts Indonesia.
Sejak diberi kepercayaan memegang master franchise tersebut, Dunkin' Donuts Indonesia bercita-cita dan bertekad untuk terus membesarkan serta memperkuat awareness dan positioning Dunkin' Donuts. Tidak hanya di Ibu Kota Indonesia, Jakarta, tetapi juga di berbagai kota besar lainnya. Itu sebabnya, kegiatan memperluas pasar dengan jalan membuka puluhan gerai permanen terus dilakukan secara berkala.
Kini Dunkin' Donuts Indonesia telah berhasil membuka lebih dari 200 gerai yang tersebar di berbagai kota besar Indonesia seperti Jakarta, Tangerang, Bogor, Bekasi, Depok, Surabaya, Bandung, Bali, Medan, Yogyakarta, Makassar, dan lain sebagainya. Cita-cita memperkuat awareness dan positioning pun bisa dibilang telah tercapai. Paling tidak hal ini bisa dilihat dari hasil survey sebuah lembaga riset pemasaran yang menyebutkan bahwa Top of Mind Dunkin' Donuts di Indonesia telah mencapai 91,8%. Bahkan tercatat juga tingkat kepuasan konsumen Indonesia terhadap Dunkin' Donuts secara keseluruhan mencapai 80,8%.
Seiring dengan makin kuatnya awareness dan positioning Dunkin' Donuts yang telah dibuktikan lewat hasil survey, di awal tahun 2001 Dunkin' Donuts Indonesia kembali melakukan gebrakan dengan menerapkan konsep baru (new image) pada setiap gerainya. Kegiatan new image tersebut dilakukan secara bertahap dengan jalan merubah logo, design interior gerai, dan berbagai perubahan lainnya. Dampak dari new image membuat Dunkin' Donuts terlihat lebih fresh dan sesuai dengan keinginan pasar. Namun semua itu belumlah cukup.
Bersamaan dengan terus dilangsungkannya kegiatan new image, Dunkin' Donuts Indonesia juga mengikrarkan komitmen untuk lebih memfokuskan diri pada perbaikan produk dan pelayanan. Dengan demikian diharapkan tingkat kepuasan konsumen terhadap Dunkin' Donuts dapat terus meningkat.

2. Keuntungan Sistem Franchise :
  1. Percepatan perluasan usaha, dengan modal relatif rendah
  2. Efisiensi dalam meraih target pasar melalui promosi bersama
  3. Terbentuknya kekuatan ekonomi dalam jaringan distribusi
  4. Menggantikan kebutuhan personel Franchisor dengan para operator milik Franchisee (slim organization)
  5. Pemilik outlet bermotivasi tinggi karena menyangkut pengembalian investasi dan keuntungan usaha

3. Dampak Positif dan Negatif Franchise Bagi Perkembangan Perekonomian di Indonesia

Pengaruh franchising terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dilihat dari kontribusi pendapatan negaranya daritahun 2008 sampai 2010 terus meningkat dan jumlah rata-ratanya bisa mencapat lebih dari18% per tahun. Sekiranya itu bisa mencukupi kebutuhan masyarakat indonesia yang jumlah pendudukanya mencapai 200 juta jiwa. Akan tetapi hal itu juga kita lihat dari pemerataankinerja pemerintah untuk mensejahterakan masyarakat kita ini.
Dari jumlah pekerja yang terlibat dalam kegiatan industri tersebut terlihat bahwa kenaikan jumlah pekerja meningkat setiap tahunnya. Ini bisa mengurangi angka pengangguranyang terjadi di Indonesia yang semakin buruk. Kenaikan rata-rata tersebut mencapai 2% per tahunya dan bila angka tersebut bisa semakin meningkat maka pertumbuhan perekonomianakan semakin membaik tanpa masalah.

Sumber :

Sabtu, 19 November 2011

Tulisan 1


Cara membangun perusahaan ada 3 cara, yaitu :
1.      Membeli Perusahaan Yang Telah Dibangun
2.      Memulai Perusahaan Baru
3.      Membeli Hak Lisensi / Waralaba / Franchising
Berikut penjelasan tentang 3 cara membangun perusahaan :
1.            Membeli Perusahaan Yang Telah Dibangun
Pada umumnya orang berkenan membeli perusahaan yabg telah dibangun, jika atas dasar pengalaman dan fakta dirakan bahwa lokasi perusahaan telah terjamin dan menguntungkan. Jadi, dapat menghemat biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk kelayakan lokasi. Dalam kaitannya dengan pengambilalihan atas pertimbangan kinerja perusahaan, tentunya pihak pengambil alih telah memperhitungkankemampuan perusahaan atas dasar catatan-catatan pelaksanaan yang nyata dapat dipelajari sehingga dapat dilakukan penilaian tentang kesehatan perusahaan, maksudnya kesehatan perusahaan adalah catatan mengenai utang pajak, laporan keuangan yang diaudit, pembukuan penjualan, urusan dengan pengadilan, dan sebagainya.
Dengan mengambil alih perusahaan yang telah dibangun, berarti tersedia modal, teknologi, tenaga kerja, dan bahkan pelanggan. Jika ketersediaan semua itu disertai dengan kemampuan yang memadai, maka pelaksanaan operasi produksi dapat langsung dijalankan sesegera mungkin setelah proses pengambilalihan selesai. Dalam hal ini pengambil alih tidak perlu lagi menunggu modal dan peralatan untuk memulai operasi seperti halnya pada perusahaan yang baru dibangun. Terkadang, suatu perusahaan dijual katena pemiliknya ingin mengundurkan diri atau karena suatu kebutuhan mendesak. Pada kasus-kasus demikian, biasanya harga yang ditawarkan relatif lebih murah, sehungga pengambilalihan dapat berarti suatu penghematan.
Contoh : 1. Sony Membeli Perusahaan Hawk-Eye
              2. PT Adira Dinamika Multifinance, Tbk
3. Asuransi jasa Indonesia
2.            Memulai Perusahaan Baru
Memulai perusahaan baru akan merupakan upaya yang menguntungkan jika tidak ada kemungkinan membeli perusahaan yang sudah sibangun atau pembelian perusahaan yang sudah ada itu diperhitungkan tidak menguntungkan. Pembuatan perusahaan baru memungkinkan pemilik untuk memilih lokasi, seleksi dalam rekrutmen tenaga kerja, pemilihan merek dagang, teknologi, jenis peralatan, dan sebagainya. Dengan cara ini, efisiensi operasionalnya baru dapat dicapai setelah beberapa waktu mendatang. Tetapi, dengan suntikan tenaga dan semangat baru, diharapkan hasil yang dicapai akan lebih baik.
Contoh : 1. PT Astra International Tbk
2. Khong Guan
3. PT. Frisian Flag
3.            Membeli Hak Lisensi / Waralaba / Franchising
Franchising merupakan cara memasuki dunia usaha yang sangat populer diseluruh dunia. Produk-produk franchising telah menjadi produk global. Dealer-dealer mobil, motor, bahan bakar, dan alat rumah tangga lainnya berkembang diseluruh dunia. Format bisnis franchising telah memberikan fasilitas jasa yang luas bagi para dealer (franchisee) seperti pemasaran, periklanan, pelatihan, standar  produksi, dan pengerjaan manual, serta bimbingan pengawasan kualitas. Logo-logo dari usaha franchising terlihat di pusat-pusat perdagangan seperti di Jakarta,Bandung, Surabaya, bahkan sampai kota-kota kecil lainnya.
Franchising merupakan kerja sama manajemen yang biasanya berkembang dalam perusahaan eceran. Seperti telah dikemukakan bahwa franchise adalah suatu persetujuan lisensi menurut hukum antara suatu perusahaan (pabrik) penyelenggara dengan penyalur atau perusahaan lain untuk melaksanakan usaha. Perusahaan yang memberi lisensi disebut franchisor dan penyalur disebut franchisee. Dalam franchising, perusahaan yang diberi hak monopoli menyelenggarakan perusahaan seolah-olah merupakan bagian dari perusahaan pemberi lisensi yang dilengkapi secara standar. Perusahaan induk (franchisor) mengizinkan franchisee untuk menggunakan nama, tempat atau daerah, bimbingan, latihan karyawan, periklanan, dan perbekalan material yang berlanjut.


Contoh : 1. Teh Poci
 2. Mister Bakso
 3. Restoran Solaria

Sumber :